Minggu, 02 Oktober 2016

ALL ABOUT WORD, do you remember the first time u saw me?

Kita bertemu lagi, sebagai dua orang yang sama sekali berbeda.
Kau tidak dengan gaya metalmu lagi yg selalu pakai baju serba hitam seperti mafia perdagangan senjata.
Dan aku, tidak dengan gaya tomboiku lagi dengan kaos ombrong dan celana jeans kumel kesukaanku.
Aku bahkan hampir tak mengenalimu.
Sekilas kulihat kau lebih mirip bapak-bapak yang menawarkan jasa asuransi kesehatan, setelan jasmu yg hitam mengkilap serasi dengan dasi kupu-kupu yang mungkin ingin terbang sebentar lagi. Seperti pikiranku yang terbang karena melihat kau setelah sekian lama, mungkin hampir 10tahun ini.
Dengan senyum (menawan)mu, kau berjalan tanpa gerak angkuh. Satu hal yang selalu kusuka dalam dirimu, kau tak pernah, bahkan sekalipun membanggakan apa yang ada dalam dirimu. Kau selalu berbicara sesuai porsimu, sangat pas. Siapa yang tak betah berbicara denganmu, nyaman. Sangat nyaman.
Kau selalu memberitahu tanpa menggurui, kau mengarahkan tanpa memerintah. Kau selalu menyenangkan, bukan saja untukku tapi untuk semua yang mendengarkanmu.
Kau selalu sederhana, dan tapi saat merasuk dijiwa kau sangatlah mewah, megah, dan berkilauan.
Mungkin deskripsi tentangmu sangat berlebihan, tapi tidak dengan yang kurasakan. Bahkan ini belum ada sepersepuluhnya triliun kata tentangmu.
Dan aku masih saja seperti orang yang baru siuman dari koma yang tak mengerti harus mengatakan apa saat menyapa salam mu yang sedari tadi tak kuacuhkan karena sibuk berkelana ke masa lalu dan masih tak mempercayai keajaiban yang selama ini ku tunggu.
"kau menghitung bintang lagi, ndroo?", sapanya kalem yang langsung membuyarkan lamunanku.
Ndroo, panggilan pertamanya yang sampai saat ini masih menyenangkan untuk didengar.
"eh, nggak mas. Sorry, kurang makan nih kayaknya jadi nggak fokus", jawabku sekenanya.
"yang lain kurang aqua, kalo kamu kurang makan ya. Pantes"
"pantes? apanya?", kurang ajar nih bocah, pikirku.
"pantes, kamu selalu beda dari yang lain", jawabnya.
Kikuk, sialan nih orang selalu berhasil bikin orang speechless,"ah, iyaa. Kan suhunya kamu, kamu yg bikin aku jadi beda"
"masih inget ya?"
Siapa juga yg bisa lupain kamu, bahkan sepuluh tahun tak mampu melunturkan ingatanku tentangmu, batinku."minoritas tanpa batas", anggukku.
Sepuluh menit, dua puluh menit, tiga puluh menit, satu jam, dua jam, tiga jam. Waktu melaju kencang seakan baru saja diganti battery baru dan tak menghiraukan muda mudi yang ingin waktu berhenti saja. Mungkin bukan muda mudi, lebih tepatnya si mudi dan si mudanya entahlah apa yang ada dipikirannya.
"kesini pulang sebentar atau memang mau cari suami orang sini aja?", celetuknya yang bikin orang spot jantung.
"mungkin dua-duanya. Pulang sebentar dan Tuhan menggariskan pertemuanku dengan jodohku", yampun keles diriku yang tak tau malu, tak apalah biar dia peka.
"dah lama ya merantau, tak sekalipun aku lihat kamu selama ini", akunya, yang lagi-lagi bikin jantungku pengen kubelah saja.
"nggak juga. Aku pulang minimal tiap 2-3 bulan sekali. Dan setiap pulang aku kelilingin kota. Dan pasti jalurnya sama. Misinya sih sebenarnya buat nyari orang hilang yg tak pernah ada kabarnya", aku menjelaskan panjang lebar yang sepertinya diapun tak mengerti.
"siapa? temenmu ilang?"
kan, bisa ditebak. Laki-laki mana yang bisa peka dengan sekali tembak, mungkin harus pake bazzoka atau meriam gitu kali ya.
"ah nggak lupakan. Toh sekarang bersyukur dah kelihatan hidungnya meskipun mungkin bentar lagi ngilang"
"oh, mungkin dia pesek makanya hidungnya ilang. Tambal aja, pake semen"
Helooooowwwwwww, itu idung kamu begok, kamu mau idungmu disamain kayaak bangunan, batinku.
Kuambil handphoneku lalu ku foto hidungnya dengan kesal, "nih idung yang kamu saranin mau ditembel pake semen".
"wkakakakak, kalo ini mah nggak perlu pake semen. Cogan gini", jawabnya sambil ngelus-ngelus hidungnya.
"ah, terserahlah", dengusku kesal.
"kesini naik apa? dah malem, yuk kuanter pulang", ajaknya sambil melihat jam tangannya.
"naik motor. Ndak usah, baru jam sebelas, kamu langsung pulang aja rumahmu lebih jauh"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar